BeritaSosialWisata

Bupati Bombana: Montewehi Wonua Wujud Kearifan Lokal yang Harus Dijaga

23
×

Bupati Bombana: Montewehi Wonua Wujud Kearifan Lokal yang Harus Dijaga

Sebarkan artikel ini

Rumbia, Infobombana.id – Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin, M.Si, menegaskan pentingnya pelestarian budaya lokal sebagai bagian integral dari pembangunan daerah. Hal itu disampaikannya saat menghadiri prosesi adat Montewehi Wonua, yang digelar masyarakat adat Moronene di Raha Mpuu, Rumah Adat Moronene, Kel.Taubonto, Kecamatan Rarowatu, Sabtu (19/7/2025),

Didampingi Ketua TP PKK Bombana, Hj. Fatmawati Kasim Marewa, dan Wakil Bupati Ahmad Yani, Burhanuddin memaknai Montewehi Wonua bukan sekadar tradisi leluhur, melainkan ekspresi hidup dari kearifan lokal yang membentuk identitas masyarakat Moronene dan Bombana secara umum.

“Ritual Montewehi Wonua bukan hanya warisan leluhur semata, tetapi juga manifestasi dari kearifan lokal yang telah menjadi bagian dari jati diri masyarakat Moronene, bahkan masyarakat Bombana secara umum,” ujar Burhanuddin dalam sambutannya di hadapan para tokoh adat dan tamu kehormatan.

Montewehi Wonua adalah ritual sakral yang dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan bumi (wonua), tempat masyarakat hidup, berdoa, dan menggantungkan harapan. Tema acara tahun ini berbunyi:
“Po’Isarati Lipu Pontutura Wonua, Mo’ita Barakatino Apu Allah Ta’ala Kai Sangkowi Akita’O Kamoicoa, Kato Pada Meka Peha-Pehawa, Meka O’oloi, Meka Engkatako, Wangusako Wonua I Bombana Lipu I Moronene.”
Tema tersebut menggambarkan kehendak bersama untuk menjaga keharmonisan, mempererat gotong royong, serta membangun daerah dengan semangat pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Acara diawali dengan tarian Momani sebagai bentuk penyambutan, dilanjutkan dengan penyembelihan seekor sapi sebagai simbol pengorbanan dan keberkahan. Puncak acara diisi pelantikan pengurus LAKMOR-KEUWIA (Lembaga Adat Kesatuan Masyarakat Moronene–Keuwia), dan ditutup dengan pertukaran cinderamata antar raja dan tokoh adat yang hadir.

Dalam pidatonya, Burhanuddin menyatakan bahwa budaya harus menjadi fondasi moral dan spiritual dalam merancang arah pembangunan.

“Budaya tidak diposisikan semata sebagai ornamen pembangunan, melainkan menjadi fondasi moral dan spiritual dalam membangun daerah,” tegasnya.

Melalui visi “Berani Berbudaya”, Pemkab Bombana berkomitmen menjadikan adat dan tradisi sebagai landasan kebijakan yang memperkuat identitas daerah dan mempererat tali persaudaraan di tengah keragaman masyarakat.

Montewehi Wonua juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Paduka Yang Mulia Raja Moronene, Pauno Rumbia VII Apua Mokole Alfian Pimpie, Ketua DPRD Bombana Iskandar, SP, Sultan Buton ke-41 Ir. H. La Ode Muhammad Sjamsul Qamar, MT, Ketua MAKN Muna La Ode Riago, Raja Kulisusu La Ode Ahlul Musafi, SP, serta perwakilan Lembaga Adat Tolaki dan Rukun Keluarga Moronene Sultra.

Kehadiran para raja dan pemimpin adat dari berbagai penjuru Sulawesi Tenggara dinilai Burhanuddin sebagai simbol nyata kekuatan persatuan dalam keberagaman budaya.

“Persatuan dalam keberagaman budaya adalah kekuatan besar yang harus kita jaga dan rawat bersama,” ujarnya.

Bupati juga mengajak seluruh masyarakat menjadikan Montewehi Wonua sebagai momentum menumbuhkan kembali kecintaan terhadap warisan budaya dan memperkuat sinergi antara pemerintah, adat, dan masyarakat dalam membangun Bombana yang beradab dan berkelanjutan.

Bupati berharap prosesi adat ini dapat menjadi agenda rutin tahunan dan terus dirawat sebagai kekuatan pemersatu masyarakat Bombana.

“Mari kita jadikan acara ini sebagai momentum yang menumbuhkan kembali rasa cinta kepada budaya kita dan warisannya. Budaya adalah kekuatan pemersatu untuk menjadikan Wonua Bombana sebagai surga yang damai bagi seluruh masyarakat,” pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!