EkobisBeritaSosial

Bangun Kepercayaan Publik, KPR Silika Gelar Konsultasi Publik AMDAL di Bombana

28
×

Bangun Kepercayaan Publik, KPR Silika Gelar Konsultasi Publik AMDAL di Bombana

Sebarkan artikel ini
Ketgam: Para peserta foto bersama usai kegiatan Konsultasi Publik Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) rencana kegiatan pertambangan pasir silika oleh PT Kasmar Poleang Raya (KPR Silika) di Aula Serbaguna Kecamatan Poleang Selatan, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Senin (21/10/2025). Kegiatan ini dihadiri unsur pemerintah kecamatan, aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, dan warga lingkar tambang.

Poleang Infobombana.id – Transparansi menjadi kata kunci dalam upaya PT Kasmar Poleang Raya (KPR Silika) membangun hubungan jangka panjang dengan masyarakat lingkar tambang di Kabupaten Bombana. Pada Senin (21/10/2025), perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan pasir silika ini menggelar Konsultasi Publik Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di Aula Serbaguna Kecamatan Poleang Selatan, Sulawesi Tenggara.

Acara yang dihadiri ratusan peserta ini menjadi penanda penting tahapan pra-operasi perusahaan, sekaligus bentuk komitmen terhadap keterbukaan informasi lingkungan dan pelibatan masyarakat dalam setiap aspek perencanaan tambang. Hadir dalam kegiatan tersebut para Camat Poleang Selatan dan Poleang Utara, jajaran pemerintah desa, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi dan Kabupaten, aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, pemuda, hingga warga lingkar tambang.

Ketgam: Konsultan AMDAL PT. Kasmar Poleang Raya (KPR Silika), Ishak Sula Pasamba, memaparkan komitmen perusahaan terhadap prinsip keberlanjutan dan pelibatan masyarakat dalam kegiatan Konsultasi Publik Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di Aula Serbaguna Kecamatan Poleang Selatan, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Senin (21/10/2025). Kegiatan ini dihadiri unsur pemerintah kecamatan, DLH, aparat penegak hukum, dan tokoh masyarakat lingkar tambang. (FOTO: ISTIMEWA) 

Konsultan AMDAL PT. KPR Silika, Ishak Sula Pasamba, menegaskan bahwa keberhasilan tambang tak bisa diukur semata dari hasil produksi, melainkan dari kontribusi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang ditinggalkan bagi masyarakat.

“Kami memahami bahwa keberhasilan operasi pertambangan tidak hanya diukur dari produktivitas, tetapi juga dari sejauh mana kegiatan tersebut memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, melalui konsultasi AMDAL ini, kami ingin memastikan seluruh kegiatan perusahaan berjalan sesuai dengan regulasi dan prinsip keberlanjutan yang melibatkan peran masyarakat setempat,” jelas Ishak.

Ia menambahkan, kajian AMDAL KPR Silika disusun dengan pendekatan ilmiah dan tenaga ahli independen, sehingga setiap rekomendasi yang dihasilkan akan menjadi acuan operasional yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Kami melakukan kajian menyeluruh terhadap potensi dampak kegiatan tambang, baik terhadap ekosistem, sumber air, maupun sosial ekonomi masyarakat. Semua rekomendasi hasil kajian akan menjadi acuan utama dalam pelaksanaan kegiatan operasional,” lanjutnya.

Dukungan terhadap langkah transparan perusahaan juga datang dari pemerintah setempat. Sekretaris Camat Poleang Utara, Arman, menilai keberadaan KPR Silika membawa harapan baru bagi masyarakat di wilayah pesisir Bombana bagian selatan.

“Momen ini menjadi salah satu momennya yang sudah lama dinantikan masyarakat setempat. Perusahaan ini bisa menjadi salah satu ujung tombak pembangunan di wilayah Poleang Selatan dan Poleang Utara,” ujarnya.

Senada dengan itu, Camat Poleang Selatan, Muhammad Tamrin SH., menyampaikan apresiasi terhadap keterbukaan KPR Silika yang dinilai tidak hanya formalitas, tetapi telah dibuktikan sejak awal kehadirannya.

“Kami sangat mengapresiasi keseriusan mereka. Bahkan, jauh sebelum kegiatan ini, perusahaan sebenarnya sudah berkolaborasi dengan pemerintah setempat dalam membantu terlaksananya berbagai kegiatan masyarakat. Semoga KPR Silika bisa terus membuka diri dalam menjalankan kegiatannya bersama masyarakat, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan pembebasan lahan,” katanya.

Nada yang sama juga disampaikan oleh Marwa, Kepala Desa Laea yang mewakili masyarakat desa lingkar tambang. Ia menilai komunikasi terbuka menjadi faktor paling menentukan bagi keberlanjutan proyek tambang.

“Terima kasih atas keterbukaannya di setiap kegiatan perusahaan. Mungkin dirasa seperti hal kecil, tetapi keterbukaan dan komunikasi menjadi kunci utama kesuksesan konsultasi publik hari ini dan keberlanjutan operasi di masa mendatang. Saya bersama masyarakat akan terus mengawalnya,” ungkapnya.

Dalam forum konsultasi publik tersebut, KPR Silika menegaskan komitmennya menempatkan masyarakat sebagai mitra utama, bukan sekadar penerima dampak. Perusahaan menyatakan akan menjalankan program tanggung jawab sosial (CSR) yang fokus pada pemberdayaan ekonomi, peningkatan kapasitas masyarakat, dan penguatan kelembagaan lokal.

Pasir silika yang menjadi komoditas utama KPR Silika merupakan bahan baku strategis bagi berbagai industri modern, mulai dari manufaktur kaca, semikonduktor, hingga energi terbarukan. Potensi pasir silika Bombana diyakini dapat menjadi motor baru ekonomi lokal sekaligus memperkuat posisi Indonesia Timur dalam rantai pasok industri berbasis mineral non-logam.

Langkah transparan melalui konsultasi publik AMDAL ini menunjukkan bahwa KPR Silika tengah meniti jalur baru, yakni pertambangan yang bukan hanya mengeksplorasi sumber daya alam, tetapi juga membangun kepercayaan dan keberlanjutan sosial di daerah operasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *