Rumbia, Infobombana.id – Pagi itu, udara Bombana masih menyimpan sisa-sisa embun. Dari kejauhan, suara riuh bersahut dari area Eks MTQ. Ribuan guru dari 17 kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara berdiri tegak dalam balutan seragam putih abu-abu. Senyum mereka seolah menyulam langit yang cerah, seirama dengan semangat delapan dekade pengabdian tanpa jeda, delapan puluh tahun PGRI, delapan puluh tahun cahaya yang tak pernah padam.
Sejak 28 Oktober lalu, atau masih dalam momentum Hari Sumpah Pemuda Ke-97 Tahun, Bombana berubah menjadi rumah besar bagi para pendidik. Di setiap sudut kota, terlihat spanduk, tenda kegiatan, hingga panggung apresiasi yang menandai gebyar Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-80. Lomba seni, pertandingan olahraga, hingga jalan santai mengalir silih berganti. Bukan sekedar adu keterampilan, melainkan ajang silaturahmi yang hangat, ruang di mana para guru menertawakan peluhnya sendiri.
Dalam momen jalan santai, Bupati Bombana Ir. H. Burhanuddin, M.Si membuat kejutan berupa rencana pemberian satu unit mobil operasional baru untuk PGRI Bombana. “Ini bukan hadiah, tapi bentuk terima kasih untuk orang-orang yang telah memberi arti bagi masa depan daerah ini.” ucap Bupati Bombana, singkat.
Ucapan itu disambut tepuk tangan panjang, bukan karena nilai materi, tapi karena maknanya dan bahkan pengakuan terhadap profesi yang kerap sunyi dalam kerja, namun bising dalam pengaruh.

Guru adalah Cahaya yang Tak Pernah Padam
Dalam upacara puncak yang digelar pada Rabu (5/11/2025), pesan serupa menggema. Gubernur Sulawesi Tenggara Mayjen (Purn) TNI Andi Sumangerukka, S.E., M.M., melalui Staf Ahli yang membacakan pidatonya, menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan tak mungkin lahir tanpa kesejahteraan dan kompetensi guru.
“Pembangunan SDM Indonesia harus dimulai dari memperkuat kualitas dan kesejahteraan guru. Tugas guru memang berat, namun keikhlasan dan semangat bapak-ibu sekalian menjadi cahaya yang menuntun anak-anak bangsa menuju masa depan,” ungkapnya.
Kata-kata itu seperti gema lama yang kembali menemukan gaungnya di tanah Bombana: bahwa setiap perubahan besar di negeri ini selalu dimulai dari ruang kelas kecil yang diisi dengan cinta dan kesabaran.

Rasa Syukur dari Tanah Tuan Rumah
Ketua PGRI Kabupaten Bombana, H. Kandamang, S. Pd., M. M, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas terselenggaranya Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 PGRI Tahun 2025 yang berlangsung di Kabupaten Bombana. Ia menilai, kegiatan ini merupakan momentum penting bagi insan pendidikan di Sulawesi Tenggara untuk memperkuat solidaritas dan semangat pengabdian.
“Tanggapan kami tentu sangat bersyukur kepada Allah SWT. Kami juga berterima kasih kepada seluruh anggota PGRI dan Pemerintah Daerah Bombana yang telah mendukung penuh hingga kegiatan sebesar ini bisa terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Ia menambahkan, kebanggaan tersendiri dirasakan karena kegiatan tersebut diikuti oleh ribuan guru dari seluruh kabupaten dan kota se-Sulawesi Tenggara. “Alhamdulillah, setiap daerah mengutus delegasinya, bahkan ada yang mencapai 150 orang, dan paling sedikit sekitar 20 orang,” tambahnya.

Sebelum kegiatan puncak, PGRI Bombana juga menggelar sejumlah agenda pendukung, di antaranya Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) yang menjadi tradisi tahunan organisasi tersebut. Melalui ajang ini, para guru tak hanya menjalin silaturahmi, tetapi juga berkompetisi menunjukkan bakat dan prestasi di bidang olahraga maupun seni.
“Setiap tahun kami selalu menggelar kegiatan Porseni. Ini bukan hanya ajang silaturahmi antar guru, tapi juga sarana seleksi bagi guru-guru yang akan mewakili kabupaten di event tingkat provinsi.
“Tahun lalu kami berhasil meraih juara satu lomba solo vokal, dan insya Allah pada tanggal 24 nanti kami akan berangkat mewakili Sulawesi Tenggara ke tingkat nasional,” jelasnya penuh semangat.
Menjadi tuan rumah HUT PGRI se-Sultra tahun ini, menurutnya, merupakan tanggung jawab besar sekaligus kehormatan bagi Bombana. Ia mengungkapkan, penunjukan Bombana berawal dari musyawarah tingkat provinsi yang menawarkan kesempatan kepada beberapa daerah untuk menjadi tuan rumah.
“Awalnya beberapa kabupaten dan kota ditawarkan. Namun, mungkin karena kesiapan berbeda-beda, akhirnya kami di Bombana menyatakan kesediaan untuk menjadi tuan rumah. Dengan dukungan luar biasa dari seluruh pengurus dan anggota PGRI, kami bisa memaksimalkan segala persiapan agar kegiatan ini berlangsung khidmat dan berkesan bagi semua peserta,” paparnya.
Di akhir wawancara, Ketua PGRI Bombana menyampaikan pesan dan harapannya bagi seluruh anggota PGRI se-Sulawesi Tenggara yang hadir. Ia berharap, momentum ini menjadi ajang mempererat persaudaraan dan memperkuat semangat kebersamaan antarpendidik.
“Pesan kami yang pertama, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh anggota PGRI se-Sulawesi Tenggara yang telah datang ke Bombana. Semoga kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi yang mempererat persaudaraan antar guru,” katanya.
Ia juga mengungkapkan, banyak peserta dari berbagai daerah yang memberikan kesan positif atas penyelenggaraan acara di Bombana. “Kami sudah berkeliling ke tempat-tempat penginapan untuk menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf bila ada kekurangan dalam pelayanan kami. Banyak yang menyampaikan kesan luar biasa. Mereka mengatakan, Bombana benar-benar sukses menjadi tuan rumah peringatan HUT PGRI ke-80 tahun ini. Dan itu tentu menjadi kebanggaan bagi kami semua,” tutupnya.

Dari Pemerintah untuk Para Pendidik
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bombana, Ir. Asdar Darwis, ST., M.S.P, menilai keberhasilan perayaan ini tak lepas dari dukungan penuh pimpinan daerah.
“Pak Bupati ingin memberi ruang terbaik bagi para guru. Beliau ingin momentum HUT PGRI dan Hari Guru Nasional ini dipusatkan di Bombana sebagai bentuk apresiasi, ” ungkap Asdar.
Asdar berharap, setelah kemeriahan ini usai, semangat yang sama tetap hidup dalam kerja sehari-hari para guru. “Saya titip kepada teman-teman di PGRI agar terus solid. Jadikan organisasi ini rumah yang mendengar aspirasi guru-guru, terutama mereka yang mengajar di pelosok,” pesannya.

Suara Pemimpin untuk Guru-Gurunya
Di penghujung acara, Bupati Burhanuddin menegaskan makna sesungguhnya dari seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung sepekan itu. Baginya, PGRI bukan sekadar organisasi profesi, namun merupakan jantung dari aspek pendidikan.
Burhanuddin menyebut, kegiatan Porseni yang digelar sepanjang pekan hingga puncak perayaan HUT PGRI dan HGN merupakan momentum untuk meneguhkan kembali semangat kolaborasi dan kebersamaan para guru.
“Guru itu bukan hanya pengajar. Mereka adalah penjaga nurani bangsa. “Apa yang kita rayakan hari ini adalah bentuk penghormatan kepada mereka yang bekerja dalam diam, tapi hasilnya menggema hingga masa depan.”pungkasnya.














