BirokrasiInspirasi

Burhanuddin, Birokrat Lintas Daerah yang Kini Menjadi Tokoh Inovatif Sultra

24
×

Burhanuddin, Birokrat Lintas Daerah yang Kini Menjadi Tokoh Inovatif Sultra

Sebarkan artikel ini

Kendari, Infobombana.id — Di balik panggung penghargaan Sultra Award 2025 yang berlangsung di Claro Hotel Kendari, Selasa malam, 12 November 2025, ada sosok birokrat yang perjalanan kariernya menembus batas wilayah dan zaman. Ir. H. Burhanuddin, M.Si., kini Bupati Bombana, menerima penghargaan sebagai “Tokoh Inovatif Pembangunan Berkelanjutan dan Tata Kelola Daerah.”

Penghargaan ini tak hanya menyorot prestasi pembangunan Bombana dalam setahun terakhir, namun juga menegaskan konsistensi panjang seorang teknokrat yang tumbuh dari birokrasi. Ia meniti jenjang dari staf hingga kepala dinas di berbagai sektor strategis di Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

“Penghargaan ini adalah pengakuan atas kerja bersama seluruh masyarakat Bombana. Ini bukan akhir, tapi pemicu semangat untuk bekerja lebih keras lagi demi mewujudkan Bombana yang Berdaya Saing Berbasis Agrominapolitan,” ujar Burhanuddin usai menerima penghargaan.

Burhanuddin bukan nama baru di ranah pemerintahan Sultra. Lahir di Luwu, 20 Mei 1965, ia menamatkan pendidikan sarjana di bidang Teknik Pertambangan di Universitas Veteran Makassar. Lalu melanjutkan studi magister di bidang Perencanaan dan Pengembangan Wilayah di Universitas Hasanuddin Makassar.

Latar belakang teknisnya di dunia tambang memberi warna pada pendekatan kepemimpinannya yang berbasis data dan perencanaan jangka panjang. Ia kerap menekankan pentingnya keseimbangan antara eksploitasi sumber daya alam dan keberlanjutan lingkungan. Itu juga meruoskan gagasan yang kini menjadi ciri khas dalam arah pembangunan Bombana.

Sebelum menapaki kursi politik, suami dari Hj. Fatmawati Kasim Marewa ini pernah menjabat di berbagai posisi penting: Kepala Dinas ESDM, Staf Ahli Gubernur, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, hingga Kepala Dinas Sosial Provinsi Sultra.

Rekam jejaknya sebagai Penjabat Bupati di tiga daerah berbeda, yakni Konawe Kepulauan (2015–2016), Buton Utara (2020–2021), dan Bombana (2022–2023). Karir ini menjadikannya salah satu birokrat paling berpengalaman dalam mengelola lintas kepentingan daerah.

Langkahnya berlanjut lebih jauh pada Pilkada 2024. Dengan mengundurkan diri dari status ASN, Burhanuddin menapaki jalan politik dan akhirnya terpilih sebagai Bupati Bombana periode 2025–2030.

Bagi sebagian kepala daerah, penghargaan sering kali menjadi akhir dari perjalanan. Namun bagi Burhanuddin, ia justru menyebutnya sebagai “pemicu.” Dalam sejumlah kesempatan, ia kerap menegaskan visi Bombana sebagai daerah agrominapolitan, wilayah yang menyeimbangkan potensi pertanian, perikanan, dan pertambangan untuk mendorong ekonomi berkelanjutan.

“Ini bukan semata-mata prestasi individu, melainkan hasil kerja kolektif antara pemerintah, masyarakat, dan semua pihak yang memiliki visi sama untuk kemajuan Bombana,” katanya.

Di tengah dinamika politik lokal dan perubahan iklim pembangunan daerah, penghargaan ini meneguhkan satu hal, yaitu konsistensi masih menjadi mata uang paling langka di dunia birokrasi. Dan Burhanuddin, tampaknya, tengah membuktikan bahwa kesetiaan pada visi pembangunan bisa menjadi warisan yang lebih berharga daripada sekadar masa jabatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *