BirokrasiInspirasiKesehatanSastraSosial

Dari Bumi Nene Mallomo ke Tanah Emas, Ustadz Muh. Yusuf Sampaikan Pesan Moral di Tabligh Akbar Bombana

58
×

Dari Bumi Nene Mallomo ke Tanah Emas, Ustadz Muh. Yusuf Sampaikan Pesan Moral di Tabligh Akbar Bombana

Sebarkan artikel ini

Rumbia, Infobombana.id – Lapangan A. Rifai, Kelurahan Kasipute, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Jumat (12/12/2025) kembali ramai. Kali ini, bukan karena kehadiran para bocil PAUD yang beraksi lewat senam sehat, namun arena pertandingan itu dipenuhi jamaah.

Dari berbagai penjuru wilayah masyarakat datang menghadiri Tabligh Akbar yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan keagamaan menjelang hari jadi Kabupaten Bombana ke -22. Malam itu, suasana benar-benar terasa khidmat ketika Ustadz Muh. Yusuf, S.Sos.I., MA, seorang penceramah asal Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, mengawali tausiyahnya.

Mengawali ceramah, Ustadz Muh. Yusuf mengungkapkan rasa syukur karena dapat hadir dan bersilaturahmi dengan masyarakat Bombana, daerah yang kerap dijuluki sebagai “Tanah Emas”, tanah yang penuh potensi dan keberkahan.

“Alhamdulillah, di Bombana saya bisa hadir dan bersilaturahmi. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan salah satu hadis qudsi,” ujarnya.

Dalam tausiyahnya, Ustadz Muh. Yusuf menyampaikan pesan mendalam tentang sebab-sebab Allah SWT menahan turunnya bala atau musibah di suatu daerah. Ia menggambarkan seolah-olah Allah berfirman ingin menurunkan musibah berupa angin puting beliung, longsor, atau banjir di Bombana, namun menahannya karena masih ada tiga golongan hamba-Nya.

Pertama, orang-orang yang memakmurkan masjid. Kedua, hamba-hamba Allah yang senantiasa membaca Al-Qur’an. Ketiga, anak-anak kecil yang belum baligh (dewasa) yang datang ke masjid untuk beribadah dan membaca Al-Qur’an. Anak-anak inilah, menurutnya, yang justru menjadi penahan bala karena mereka belum mengenal dosa dan termasuk wali-wali Allah.

Ia menegaskan bahwa suara anak kecil di masjid bukanlah gangguan. Mengutip sabda Rasulullah SAW, ia menyebut bahwa teriakan anak-anak di rumah Allah justru membuka pintu langit dan pintu keberkahan. Karena itu, ia tidak sepakat jika ada larangan membawa anak-anak ke masjid.

Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Muh. Yusuf juga mengulas doa yang dibacakan Bupati Bombana dalam sambutan pembukaan acara. Doa tersebut, kata dia, merupakan amalan yang diajarkan para mursyid thariqah dan diyakini sebagai ikhtiar perlindungan dari musibah. Baik yang  diamalkan harian maupun mingguan, khususnya setelah sholat Jumat.

Namun pesan utama yang paling ditekankan dalam tausiyah itu adalah anjuran untuk memperbanyak sedekah. Ia menegaskan bahwa sedekah bukan hanya berdampak sosial, tetapi juga membawa manfaat besar bagi kesehatan dan keselamatan hidup.

“Rasulullah SAW bersabda, as-sadaqatu tadfa‘ul bala’ aryinya: sedekah itu menolak bala. Bahkan dalam hadis lain disebutkan, ‘Obatilah penyakitmu dengan sedekah’,” ungkapnya.

Menurutnya, sedekah tidak harus besar. Yang terpenting adalah keikhlasan dan kebiasaan berbagi. Ia menegaskan bahwa ketika sedekah dan bala bertemu, maka bala tidak akan pernah mendahului sedekah.

Ustadz Muh. Yusuf juga mengajak umat Islam membangun kepedulian kolektif. Ia mencontohkan, jika seluruh masjid di Indonesia pada satu hari Jumat mengumpulkan infak dan menyalurkannya untuk korban bencana, maka satu kali Jumat saja sudah cukup untuk meringankan beban mereka. Ia menyebut sedekah sebagai cara tercepat membantu sesama sekaligus ikhtiar spiritual menolak musibah.

Tausiyah kemudian mengalir pada penjelasan fenomena yang sering dialami jamaah, yakni rasa mengantuk saat membaca Al-Qur’an, berzikir, mendengarkan ceramah, atau mengikuti sholat Jumat. Menurutnya, hal itu bukan pengaruh setan, melainkan resonansi kehadiran malaikat yang turun dan bersaf-saf dalam majelis ibadah dan ilmu.

Ia juga mengingatkan pentingnya menghidupkan rumah dengan sholat sunnah dan bacaan Al-Qur’an. Rumah yang diterangi ibadah, katanya, akan menjadi tempat yang menenangkan karena dipenuhi kehadiran malaikat rahmat.

Di akhir tausiyah, Ustadz Muh. Yusuf menyinggung pentingnya memahami Islam secara utuh, meliputi Islam, Iman, dan Ihsan, serta tidak mudah salah paham terhadap ilmu hikmah yang bersumber dari pengalaman para ulama dan hadis Nabi.

Sementara itu, Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin, M.Si., dalam tanggapannya menyampaikan bahwa Tabligh Akbar tersebut mengandung pesan moral yang sangat penting bagi masyarakat. Ia menegaskan bahwa hikmah utama yang dapat diambil adalah anjuran memperbanyak sedekah, memperbaiki cara berdoa, dan menjadikan sholat sebagai jalan utama dalam menyelesaikan setiap persoalan.

“Jika kita ingin menyelesaikan masalah secara langsung, maka sholat adalah jalan terbaik. Lewat sholat, kita berhubungan langsung dengan Allah SWT,” ujar Bupati.

Ia berharap kegiatan keagamaan seperti ini terus dilaksanakan agar masyarakat semakin memahami bahwa amalan-amalan sederhana, yang sering kali dianggap sepele, justru memiliki dampak besar bagi ketenangan hidup, keselamatan daerah, dan keberkahan bersama.

Tabligh Akbar itu pun ditutup dengan doa, dan meninggalkan pesan moral yang kuat, bahwa sedekah, sholat, dan kebiasaan ibadah sederhana adalah kunci menjaga diri, keluarga, dan daerah dari berbagai bala. Tabligh akbar ini pun merupakan sebuah pesan yang dibawa Ustadz Muh. Yusuf dari Bumi Nene Mallomo ke Tanah Emas Bombana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!