
Rumbia, Infobombana.id – Dua desa di Kabupaten Bombana, yaitu Desa Biru di Kecamatan Poleang Timur dan Desa Lameong-Meong di Kecamatan Poleang Barat, terendam banjir setelah hujan berintensitas sedang hingga lebat mengguyur wilayah tersebut pada Senin (8/12/2025) lalu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bombana menyebut banjir dipicu oleh kombinasi curah hujan tinggi. Belum lagi soal kondisi drainase dan sungai yang mengalami pendangkalan.
“Kemarin telah terjadi banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Bombana, dan yang sangat terdampak adalah dua desa itu,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bombana, Drs. Hasdin Ratta, M.Si, saat ditemui usai Rabu, 10 Desember 2025.
BPBD mencatat sedikitnya 21 rumah di Desa Biru terendam air, termasuk satu gudang gabah berisi sekitar 75 karung yang ikut tergenang dan diperkirakan rusak. Sementara di Desa Lameong-Meong, sebanyak 45 rumah tangga dilaporkan terdampak.
“Gudang gabah itu mungkin gabahnya sudah tidak bisa digunakan lagi. Laporan dari perangkat desa demikian,” ujar Hasdin.
Ia menambahkan, air di wilayah Poleang Timur sudah surut pada sore harinya dan rumah-rumah yang sempat terendam telah kembali normal setelah debit air menurun.
Begitu laporan banjir masuk, kata Hasdin, BPBD langsung mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan asesmen sebelum kemudian menggelar rapat terbatas di ibu kota daerah untuk menyiapkan laporan kepada Bupati Bombana. Di lapangan, bantuan dari pemerintah daerah dan masyarakat mulai berdatangan.
“Termasuk Ibu Bupati bersama Partai NasDem sudah berada di Desa Biru menyalurkan tali asih,” ungkapnya.
Di sisi lain, Bupati Bombana juga memerintahkan BPBD menurunkan alat berat untuk membuka saluran buang yang menjadi penyebab genangan di Desa Biru.
Selain itu, BPBD telah menyurati Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk meminta buffer stock sebagai cadangan kebutuhan pangan bagi warga terdampak. Dinas Sosial dan Tagana dijadwalkan turun dalam satu hingga dua hari ke depan untuk penyaluran bantuan lanjutan.
Terkait kondisi cuaca, BPBD menyebut BMKG telah mengeluarkan peringatan dini sejak pagi sebelum kejadian. “Setiap saat kami selalu menyampaikan peringatan dini. Kemarin kami sampaikan hampir seluruh wilayah daratan akan mengalami hujan sedang hingga lebat, dan itu benar terjadi,” terangnya. Menurutnya, perbedaan dampak di setiap wilayah dipengaruhi kontur daerah serta kondisi drainase.
Bombana sendiri telah memasuki musim hujan sejak Oktober, dan puncaknya diperkirakan berlangsung dari Desember 2025 hingga Juni 2026 sesuai Surat Edaran Bupati Bombana.
“Kami akan meng-update peringatan dini setiap saat. Mudah-mudahan tidak terjadi hujan ekstrem,” jelasnya.
Menutup penjelasannya, ia mengingatkan warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuka lahan secara sembarangan.
“Rata-rata penyebab banjir di Bombana, selain intensitas hujan tinggi, adalah bukaan lahan yang tidak terkendali. Drainase dan aliran sungai juga harus digotongroyongi kembali. Kita tidak tahu daerah mana yang akan banjir, tetapi kalau drainase buruk, banjir pasti terjadi,” ujarnya.














