BirokrasiKesehatan

Bombana Juara Layanan KB Gratis se-Sultra, Capaian Tembus 307 Persen di Hari IBI

11
×

Bombana Juara Layanan KB Gratis se-Sultra, Capaian Tembus 307 Persen di Hari IBI

Sebarkan artikel ini

Rumbia, Infobombana.idKabupaten Bombana kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam momentum peringatan Hari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) tahun 2025, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bombana sukses meraih peringkat pertama se-Sulawesi Tenggara dalam pelaksanaan pelayanan KB gratis.

Tak hanya menjadi juara, capaian Bombana bahkan melampaui ekspektasi dengan pencapaian 307,35 persen dari target yang ditetapkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Angka ini menegaskan bahwa upaya DPPKB Bombana bukan sekadar menjalankan program administratif, tetapi menghadirkan gerakan nyata yang menyentuh langsung masyarakat di lapisan terbawah.

Pelayanan KB gratis tersebut digelar secara serentak di seluruh kecamatan di Bombana. Tenaga medis dan para bidan menjadi garda terdepan, memberikan pelayanan kontrasepsi, penyuluhan kesehatan reproduksi, serta edukasi keluarga berencana. Program ini tidak hanya difokuskan pada pemberian alat kontrasepsi, melainkan juga pembangunan kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya menata keluarga yang sehat, bahagia, dan sejahtera.

“Alhamdulillah, prestasi ini merupakan buah dari kerja keras seluruh jajaran kami, para penyuluh lapangan, dan tentu para bidan yang tak pernah lelah melayani masyarakat. Ini bukan sekadar angka, tapi wujud nyata dari komitmen kami terhadap kesehatan keluarga di Bombana,” ujar Drs. H. Abdul Azis, M.Si, Kepala DPPKB Bombana, Minggu (22/6/2025).

Menurut Abdul Azis, keberhasilan program KB tak bisa dipandang sebagai urusan kontrasepsi semata. Ia menekankan bahwa pengendalian penduduk adalah bagian dari strategi pembangunan manusia yang berkelanjutan. Dengan menekan angka kelahiran tidak terencana dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan reproduksi, maka kualitas hidup keluarga Bombana dapat meningkat secara signifikan.

“Bangga Kencana bukan sekadar program, tapi gerakan sadar keluarga. Dan Bombana menunjukkan bahwa meskipun dengan keterbatasan, kami mampu menjangkau lebih banyak masyarakat, bahkan melebihi target,” tegasnya.

Program Bangga Kencana (Bangga Membangun Keluarga) sendiri merupakan kebijakan nasional BKKBN yang menempatkan keluarga sebagai inti pembangunan. Melalui pendekatan berbasis keluarga, program ini berupaya menciptakan masyarakat yang tangguh, sehat, dan produktif. Di banyak daerah, termasuk Bombana, implementasinya menjadi ujung tombak dalam penurunan angka stunting, ketahanan keluarga, hingga pemberdayaan perempuan dan remaja.

Kegiatan pelayanan KB gratis di Bombana juga menjadi ruang edukasi publik. Warga tidak hanya mendapatkan layanan medis, tetapi juga pengetahuan tentang hak-hak reproduksi, jarak ideal kelahiran anak, serta pola hidup sehat bagi ibu dan bayi. DPPKB menggandeng pemerintah kecamatan, puskesmas, organisasi profesi IBI, serta tokoh masyarakat untuk memastikan kegiatan berjalan lancar dan menyentuh semua kalangan, termasuk keluarga pra-sejahtera di wilayah pedesaan.

Momentum Hari IBI tahun ini pun menjadi istimewa. Para bidan tidak hanya tampil sebagai pelaksana teknis, tetapi juga sebagai “pejuang kehidupan” di tengah masyarakat. Mereka menjadi jembatan antara program pemerintah dan kebutuhan riil warga. “Para bidan adalah mitra utama kami. Tanpa dedikasi mereka, keberhasilan ini tidak akan mungkin tercapai,” ujar Abdul Azis memberi apresiasi.

Keberhasilan Bombana meraih posisi pertama di tingkat provinsi menjadi indikator kuat keberhasilan reformasi pelayanan publik bidang kesehatan reproduksi. Ini menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif antara tenaga kesehatan, penyuluh lapangan, dan perangkat daerah dapat menghasilkan capaian nyata.

Selain itu, prestasi ini juga sejalan dengan upaya nasional BKKBN dalam menekan angka Total Fertility Rate (TFR), memperluas cakupan kontrasepsi modern, dan memperkuat layanan KB pascapersalinan sebagai strategi menurunkan stunting di Indonesia.

Namun, DPPKB Bombana tidak ingin berhenti di sini. Abdul Azis menegaskan bahwa lembaganya tengah menyiapkan berbagai inovasi lanjutan, seperti penguatan kapasitas penyuluh KB, peningkatan kualitas data digital, hingga perluasan kampanye Bangga Kencana di kalangan milenial. Edukasi remaja di sekolah dan kampus menjadi salah satu fokus penting untuk membangun kesadaran sejak dini tentang kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga.

>“Kami ingin gerakan KB tidak hanya dikenal oleh ibu-ibu, tapi juga dipahami oleh remaja. Karena masa depan bangsa dimulai dari generasi muda yang sadar dan siap membangun keluarga sehat,” jelasnya.

DPPKB Bombana juga terus memperkuat koordinasi lintas sektor dengan pemerintah desa, tokoh agama, dan organisasi perempuan agar gerakan Bangga Kencana tidak berhenti di ruang kebijakan, melainkan benar-benar hidup di tengah masyarakat.

Ke depan, Bombana menargetkan diri menjadi pusat inovasi layanan KB dan kesehatan keluarga terbaik di Sulawesi Tenggara, bahkan berkontribusi dalam capaian nasional BKKBN menuju Indonesia Emas 2045 melalui keluarga yang berdaya, sejahtera, dan berkualitas.

Pada akhirnya, keberhasilan pembangunan daerah tidak diukur semata dari angka pertumbuhan ekonomi, tetapi dari kualitas keluarga yang menjadi fondasinya. Dan Bombana telah membuktikan: dengan kolaborasi, komitmen, dan dedikasi, keluarga yang sehat adalah langkah pertama menuju masyarakat yang maju.(Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *