
Rumbia, Infobombana.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bombana mulai mematangkan langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi meningkat pada akhir 2025.
Kepala Pelaksana BPBD Bombana, Drs. Hasdin Ratta, M.Si, memastikan bahwa kesiapan daerah sudah berjalan, bahkan sebelum arahan resmi pemerintah provinsi diterbitkan.
Menurut Hasdin, pemerintah pusat dan provinsi telah menekankan urgensi kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem, mengingat peningkatan potensi bencana diprediksi berlangsung mulai Oktober 2025 hingga puncak musim hujan pada April–Mei 2026. Namun, Bombana disebut sudah lebih sigap.
“Pak Bupati lebih dulu mengeluarkan surat edaran terkait pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi,” ujarnya saat dikonformasi di Rumbia, Selasa (2/12/2025).
Melalui edaran tersebut, BPBD Bombana menyampaikan sejumlah informasi penting kepada masyarakat, seperti prediksi awal musim hujan, puncak musim hujan, serta potensi bencana yang dapat terjadi. Di Bombana, kata Hasdin, bencana yang paling sering muncul meliputi banjir, longsor, puting beliung, hingga cuaca ekstrem.
BPBD juga terus mengingatkan masyarakat untuk memperkuat langkah mitigasi sejak dini, seperti membersihkan drainase, tidak membuang sampah sembarangan, serta tidak mudah mempercayai informasi hoaks terkait kebencanaan.
“Kami selalu mengimbau agar masyarakat hanya mengacu pada informasi resmi seperti BPBD dan BMKG,” terangnya
Wilayah Rawan dan Imbauan Khusus
Beberapa wilayah di Bombana, terutama Kabaena, dikategorikan rawan banjir, longsor, dan puting beliung berdasarkan peta risiko bencana. Untuk itu, BPBD Bombana melakukan pengiriman informasi dan peringatan dini setiap hari melalui pemerintah desa, kecamatan, hingga kanal media sosial resmi.
“Kami sadar tidak semua masyarakat bisa mengakses informasi secara langsung. Karena itu kami berharap data yang diterima oleh lurah, desa, dan camat dapat diteruskan secara berantai,” jelas Hasdin.
Ia menegaskan bahwa masyarakat harus sudah memahami potensi bencana sebelum kejadian terjadi, serta mengetahui langkah pertama yang harus dilakukan ketika bencana benar-benar muncul.
Prediksi Puncak Curah Hujan
Data BMKG yang diterima BPBD menunjukkan bahwa puncak curah hujan di Bombana biasanya terjadi pada Desember hingga Februari. Rentang itu juga menjadi periode paling sering munculnya bencana hidrometeorologi dari tahun ke tahun.
“Pengalaman beberapa tahun terakhir menunjukkan puncak bencana di Bombana hampir selalu berada di November sampai Februari,” tutur Hasdin.
Untuk itu, seluruh pemerintah desa dan kelurahan diminta meningkatkan kesiapsiagaan, termasuk memastikan jalur evakuasi, kesiapan tim relawan, serta mengidentifikasi titik-titik rawan.
Dampak Tahun-Tahun Sebelumnya
Hasdin tak menampik bahwa setiap tahun selalu ada masyarakat yang terdampak, meski tidak selalu menimbulkan korban jiwa. Dampak kerusakan pada permukiman, fasilitas umum, hingga aktivitas harian masyarakat tetap menjadi perhatian serius.
“Inilah pentingnya kesiapsiagaan. Dengan mitigasi yang baik, kita bisa menekan risiko sekecil mungkin,” ujarnya.
BPBD Bombana memastikan akan terus mengawal penyebarluasan informasi, memperkuat koordinasi lintas sektor, serta meningkatkan edukasi kebencanaan untuk seluruh lapisan masyarakat menjelang tahun 2025.














