
Madinah, Infobombana.id – Tiga dekade lalu, di pelataran suci Masjidil Haram, Ir. H. Burhanuddin memulai hidup barunya bersama Fatmawati Kasim Marewa. Kini, sang waktu seakan berputar, mempertemukan generasi baru keluarga itu dengan takdir yang sama berhikmat, bersemi di tanah para nabi.
Kamis (31/7/2025) waktu Arab Saudi, putri sulung Bupati Bombana itu, dr. Saskia Sakinah Burhanuddin, S.Kes, resmi dinikahkan di Masjid Nabawi, kota Madinah, kepada pria pilihannya, dr. Muhammad Junaid Azis, S.Kes. Lokasi yang tak biasa untuk pasangan Indonesia, namun menjadi pilihan penuh makna bagi dua keluarga yang menjunjung tinggi nilai spiritual dalam kehidupan mereka.
Dalam suasana religius dan khidmat, Bupati Burhanuddin sendiri bertindak sebagai wali nikah, melafalkan ijab kabul di hadapan keluarga besar kedua mempelai.
“Saya nikahkan anak kandung saya, Saskia Sakinah binti Burhanuddin, dengan seperangkat alat salat, uang 88 riyal, dan sebidang tanah, tunai karena Allah,” ucap Burhanuddin, lantang dan penuh penghayatan.
Jawaban mantap dari dr. Junaid Azis menjadi pengikat resmi dua jiwa yang telah dipertemukan oleh waktu dan doa.
Acara sederhana itu dihadiri oleh keluarga inti kedua mempelai. Dari pihak perempuan, hadir ibu mempelai Hj. Fatmawati Kasim Marewa dan adik bungsu Sulfan Sultani Burhanuddin, SE, beserta sejumlah kerabat dari Bombana. Sementara keluarga dr. Junaid datang dari Mandar-Makassar, termasuk kedua orang tuanya, Prof. Dr. H. Muhammad Azis, M.Si dan Hj. Haerah, S.Pd.
Setelah prosesi sah secara agama dan hukum, suasana haru melingkupi suasana. Kedua pengantin saling memasangkan cincin kawin, kemudian melakukan sujud syukur dan sungkem kepada orang tua masing-masing, salah satu ritual yang menyatukan cinta, bakti, dan berkah.
Tangis haru menyelinap dalam bisu. Tak hanya karena ijab kabul yang sah tanpa cela, tetapi karena semua terjadi di tempat di mana doa-doa tak pernah ditolak. Masjid Nabawi menjadi saksi bisu ikatan cinta dua insan yang kini halal.
Usai ijab kabul itu, rombongan keluarga besar melanjutkan perjalanan spiritual mereka ke Makkah untuk melaksanakan ibadah umrah. Kisah Ini menjadi semacam “napak tilas” atas perjalanan cinta Burhanuddin-Fatmawati yang dahulu juga menikah di tanah suci, dengan bimbingan Ustaz H. Saleh. Sang ulama kharismatik Sultra yang juga ayahanda dari politisi Abdurrahman Saleh.
Pernikahan ini tak hanya menyatukan dua insan, tapi benar-benar telah meneguhkan nilai-nilai lintas generasi, bahwa cinta sejati tumbuh subur di tanah doa, dan bahwa pernikahan, sejatinya, bukan hanya sebagai ikatan hukum, namun juga sebagai warisan ruhani.