Rumbia, Infobombana. id – Polemik seputar kepemimpinan adat Moronene Rumbia terus memanas. Muhammad Mardhan, inisiator Musyawarah Adat Rumpun Keluarga Besar Moronene Keuwia, menanggapi pernyataan klarifikasi yang dikeluarkan oleh Raja Moronene Rumbia ke-VII (Pauno Rumbia VII) melalui media dengan nada tegas.
“Klarifikasi yang kami minta bukan klarifikasi melalui ruang kosong, media, dan sejenisnya, tetapi klarifikasi dialogis melalui sebuah forum, kami meminta agar Pauno Rumbia ke-VII bisa menghadiri rapat di Rumah Adat Taubonto pada Kamis 22 Mei 2025 nanti, ” ujar Mardhan di Rumbia, Senin (19/5/2025).
Ia menegaskan bahwa forum klarifikasi yang dimaksud adalah ruang musyawarah adat yang sah, di mana dugaan pelanggaran selama masa kepemimpinan Pauno Rumbia VII dapat dibahas secara terbuka dan bertanggung jawab.
“Jangan hanya omong-omong lewat media. Kami harap Pauno Rumbia ke-VII bersedia hadir secara langsung untuk menjawab berbagai pertanyaan dan tudingan yang berkembang di masyarakat. Ini bukan soal personal, tapi menyangkut marwah dan kebenaran adat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mardhan juga menyindir narasi yang menyebut bahwa seorang raja adat tidak bisa diganti. Menurutnya, klaim tersebut tidak memiliki dasar yang kuat.
“Referensi dari mana itu Raja tidak bisa diganti? Tidak ada itu referensi seperti itu. Hanya cerita omong kosong yang tidak jelas sumbernya, yang dipakai untuk melestarikan budaya feodal demi kepentingan sempit,” tegasnya.
Mardhan menyerukan agar seluruh pihak adat Moronene, terutama rumpun keluarga besar Keuwia, kembali kepada prinsip musyawarah dan keterbukaan. Ia berharap klarifikasi resmi dapat dilakukan dalam waktu dekat demi menjaga kehormatan adat dan menghindari konflik berkepanjangan.