
Rumbia, Infobombana.id – Angin laut pagi itu masih membawa sisa-sisa dingin ketika La Ode Halighfat berdiri di bibir perahu. Di hadapannya, garis cakrawala Bombana membentang seperti halaman kosong yang siap ditulis ulang. Ia menggenggam joran, merapikan reel, lalu menarik napas panjang, seolah sedang memulai liputan panjang yang belum ia tahu ujungnya.
Nama sapaannya La Iki. Yah, sudah lebih dari 10 tahun ia menghabiskan hari-harinya sebagai jurnalis di Bombana. Lahir pada 17 November 1984, nama Halighfat alias IKI, lebih dulu dikenal di ruang-ruang redaksi sebelum akrab di antara para angler. Baginya, memancing bukan sekedar hobi untuk melepas penat, tetapi salah satu ruang sunyi yang mengajarkannya tentang ritme hidup.
“Pengalaman saya mancing itu mengajarkan banyak hal. Pertama, seorang angler harus sabar. kedua, Kita belajar membaca waktu, membaca arus, dan membaca diri sendiri,’ kata Iki.
Sebelum mengikuti Bombana Berani Fishing Festival 2025, Iki sering memancing sendirian atau bersama beberapa teman dekat. Ia belajar membedakan tarikan tuna dengan kakap hanya dari getarnya di tali pancing. Ia juga ternyata lumayan paham bagaimana arus bawah bisa menipu pemancing yang hanya melihat gelombang di permukaan.
“Angler juga harus menjaga lingkungan laut. Itu prinsip saya sejak awal,” tutur Halighfat sembari menyampaikan bahwa Ia terbiasa memungut sampah yang mengapung: plastik, tali rafia, bahkan sandal jepit yang entah dari mana asalnya.
“Kalau laut rusak, siapa yang rugi pertama? , Kita semua, kan!, ” tandasnya.
La Iki mengikuti ajang festival yang berlangsung 5–7 Desember 2025, di tengah rangkaian perayaan HUT Bombana ke-22. Ia pun hadir di tengah para pemancing dari berbagai daerah. Warna-warna seragam dan pelampung bertebaran seperti parade kecil di atas laut. Namun bagi Halighfat, hari itu hanya tentang dirinya dan air yang selalu ia hormati.
Ketika tarikan besar itu datang, ia tahu ada sesuatu yang berbeda. Tali pancing menegang, lengan kirinya bergetar mengikuti ritme ikan yang belum terlihat. Tarikan itu berlangsung lama. Satu hal yang hanya diketahui para pemancing bahwa sejatinya makna dari memancing ittu ialah adu kesabaran, bukan adu kekuatan.
Saat akhirnya ikan itu muncul, Halighfat tahu ia menangkap sesuatu yang layak dikenang. Dan benar saja, ia menempati Juara Dua dalam ajang itu.
“Bukan soal rangking yah. Tapi bukti bahwa laut tidak pernah menipu orang yang menghargainya,” ujarnya pelan.

Para Juara dan Catatan Lomba
Dalam even festival ini, Tim Antam Fishing 002 dari Pomalaa keluar sebagai juara pertama dengan ikan 30,475 kg. Kemudial menyusul Bhangkura Fishing (Tim La Iki) dari Bombana dengan 29,36 kg. Lalu Sport Fishing Kabaena di posisi ketiga dengan perolehan 26,935 kg.
Sementata Untuk kategori spesies:
- Tuna: Tim Nusantara Fishing (Pemkab Kolaka)
- Kakap: HIPMAP Kendari
- Trevally: Iul Fishing Bombana
- Tenggiri/Wahoo: Bhangkura Fishing
- Grouper: Anak Empang Fishing
- Amberjack: Tim Pelakor (Kolaka)
- Mata Bongsang: Insya Allah Fishing (Kendari)
- Snapper: Wawonii Fishing Club (Pemkab Konkep)
Hadiah Jackpot ternyata disiapkan, dan diraih oleh Bofix Fishing Bombana lewat tangkapan Giant Trevally 19,95 kg. Sementara Kapten terbaik jatuh kepada Kapten Antam Fishing 002.
Kategori unik sekaligus paling ditunggu adalah pengumpul sampah terbanyak, hadiah langsung dari Bupati Bombana. Pemenangnya adalah Angler BO 1, disusul Iul Fishing Team.

Festival dan Pesan dari Panggung Pemerintah
Bupati Bombana Ir. H. Burhanuddin mengatakan festival ini merupakan bagian dari komitmen Pemda dalam mempromosikan potensi bahari, menjaga kelestarian laut, serta mempererat silaturahmi antar-penghobi mancing.
“Agenda ini sebagai upaya menumbuhkan kecintaan masyarakat pada potensi laut dan merawat habitat di dalamnya. Harapan saya, kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan yang semakin besar dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Soeherman, Ketua Panitia, menyebut bahwa kegiatan tahun ini adalah salah satu yang paling ramai.
“Alhamdulillah fishing festival ini lancar. Terima kasih untuk Pemda Bombana, sponsor, forkopimda, dan semua masyarakat,” ujarnya.
Hadiah yang diperebutkan:
- Juara I: Rp30 juta
- Juara II: Rp20 juta
- Juara III: Rp10 juta
- Juara Spesies & Kapten Terbaik: Rp2 juta
- Hadiah Sampah Terbanyak: Rp500 ribu
- Hadiah JACKPOT: 1 unit motor














