Rumbia, Infobombana.id – Tangis haru dan pelukan hangat mewarnai momen kepulangan 125 jemaah haji asal Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Setelah menjalani ibadah haji di Tanah Suci selama 40 hari, mereka tiba di Ibukota Kabupaten Bombana pada Selasa (9/7/2025) sekitar pukul 14.00 Wita.
Namun di tengah euforia penyambutan di Masjid Agung Nurul Iman, Kecamatan Rumbiia, kepulangan kali ini juga diiringi kabar duka. Satu jemaah meninggal dunia di Mekah, dan satu lainnya masih dirawat intensif di Kota Madinah.
Bupati Bombana, H. Burhanuddin, hadir langsung menyambut jemaah. Dalam sambutannya, ia menyampaikan belasungkawa dan ajakan untuk mendoakan almarhum Haji Muhammad Idris Abdullah, warga Kasipute, yang wafat usai menjalani wukuf di Arafah.
“Ada satu saudara kita yang telah berpulang. Mari kita kirimkan doa agar beliau mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ujar Burhanuddin.

Selain mengajak jemaah untuk terus menjaga semangat ibadah selepas haji, Burhanuddin juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan, terutama bagi mereka yang lanjut usia.
“Jaga kesehatan, tetap patuhi protokol, makan makanan bergizi, minum air yang cukup, dan jangan lupa konsumsi makanan yang hangat dan berkuah,” ucapnya.
Ia juga meminta keluarga yang menjemput agar memberi waktu istirahat yang cukup bagi para jemaah. “Perjalanan jauh tentu melelahkan, terutama bagi orang tua kita. Mohon diberi waktu untuk beristirahat,” pesannya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bombana, H. Adnan Saufi, menyebut keberhasilan pemulangan jemaah sebagai hasil dari kolaborasi berbagai pihak. Menurutnya, seluruh proses penjemputan dilakukan secara terpadu sejak di Makassar hingga tiba di Bombana.
“Pemulangan jemaah adalah amanah undang-undang yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Tapi secara teknis, kami di Kemenag sangat bertanggung jawab,” ujar Adnan Saufi
Adnan mengonfirmasi bahwa seluruh jemaah dinyatakan layak terbang oleh tim medis. Namun, satu orang bernama Haji Musliin Adam, warga Kasipute, belum bisa dipulangkan karena masih dalam perawatan di rumah sakit Kota Madinah.
“Tetapi jemaah kita, pada tanggal 12 Juni ada yang meninggal dunia setelah wukuf di Arafah. Beliau meninggal di hotel di Mekah, karena jatuh dari kamar mandi, Kemudian beliau dimakamkan di Mekah dan satu jemaah kita hari ini dalam kondisi sakit tidak bisa dipulangkan karena tidak layak terbang. Dan untuk satu orang jemaah yang masih menjalani perawatan di Madinah, kami terus pantau kondisinya dan berdoa agar segera pulih dan bisa kembali ke tanah air,” ucapnya.
Menurut Adnan, keberhasilan pemulangan jemaah ini tak lepas dari perhatian Pemerintah Kabupaten Bombana, khususnya dukungan langsung dari Bupati.
Ia juga memuji tim medis yang sigap bertindak dalam berbagai situasi. “Saya menyebut mereka tim gas. Setiap saat siap bergerak. Mereka bisa menyelesaikan masalah per detik.” cetus Adnan.
Lebih dari sekadar seremoni penyambutan, Adnan Saufi menyampaikan, kepulangan jemaah haji Bombana tahun ini memperlihatkan bagaimana sinergi lintas sektor tanpa sekat kelembagaan serta mampu menjalankan tugas kemanusiaan dan keagamaan dengan tuntas. Sebuah pelajaran kolaboratif yang lahir dari empati, tanggung jawab, dan kesadaran akan pentingnya pelayanan publik yang utuh.
“Ini bukan soal siapa yang paling berjasa, tapi bagaimana sebuah amanah umat ditunaikan dengan tulus dan tuntas,” tutup Adnan.