
Rumbia, Infobombana.id – Subuh belum tentu menjadi waktu favorit semua orang untuk memulai revolusi sosial. Namun bagi Drs. Asis Baking, M.Pd, Ketua Baznas Kabupaten Bombana yang baru saja dilantik, subuh justru adalah titik tolak perubahan. Dengan gagasan sederhananya, yakni gerakan sedekah subuh “seribu rupiah” (uang bergambar Pahlawan Pattimura) per rumah tangga, ia meyakini Bombana bisa membalik peta kemiskinan hanya lewat kekuatan zakat.
“Kalau satu rumah tangga saja bersedekah seribu rupiah setiap subuh, dari 32 ribu rumah tangga, itu sudah 300 juta per bulan. Dalam setahun, bisa sampai 11 miliar,” ujarnya berapi-api usai pelantikan di Rumbia, Rabu (23/7/2025).
Gagasan itu bukan sekadar hitungan kering. Asis Baking telah menyiapkan peta jalan, yaitu merekrut pemuda sebagai duta zakat, menghidupkan zakat sebagai gerakan sosial, dan membangun sinergi erat dengan pemerintah daerah.
“Zakat bukan hanya urusan memungut dan membagi. Ia adalah jembatan, dari yang berlebih ke yang kekurangan, dari kesenjangan menuju keadilan sosial,” tegasnya. Ia bahkan menempatkan zakat sebagai instrumen strategis mendukung visi-misi Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin.
Di balik retorikanya, Asis Baking sadar bahwa tantangan tidak kecil. Banyak warga masih melihat zakat sebagai kewajiban seremonial. Karena itu, langkah pertamanya adalah memperkuat kesadaran kolektif lewat program-program edukatif dan kolaboratif.
“Kami akan rapatkan barisan bersama wakil pimpinan, pelaksana, dan staf. Peta jalan harus disusun rinci, dari pemungutan, pendistribusian hingga pendayagunaan,” ujarnya.
Bagi Baznas Bombana di bawah kepemimpinannya, angka 11 miliar bukanlah sekadar target pengumpulan dana, tapi simbol dari apa yang bisa dicapai jika solidaritas umat diaktifkan. Dan semua itu, percaya atau tidak, dimulai dari subuh.