Scroll untuk baca artikel
       
HeadlineBirokrasiPendidikan

Tafdil Akhirnya Angkat Bicara, Ada Provokator di Balik Kisruh Politeknik Bombana

337
×

Tafdil Akhirnya Angkat Bicara, Ada Provokator di Balik Kisruh Politeknik Bombana

Sebarkan artikel ini

Rumbia, Infobombana.id – Setelah sekian lama memilih bungkam, H. Tafdil akhirnya membuka suara. Mantan Bupati Bombana dua periode yang kini menjabat Direktur Yayasan Kampus Politeknik Bombana (Polina) itu menuding ada pihak tertentu yang sengaja melempar batu dalam kisruh internal kampus yang belakangan mencuat ke permukaan.

Dalam konferensi pers yang digelar di salah satu warkop di Rumbia, Selasa (15/4/2025), Tafdil menyebut ada upaya sistematis untuk menggiring opini publik bahwa manajemen kampus Polina dalam kondisi carut-marut.

“Saya yakin ini ada yang main di belakang. Mereka ingin menggiring opini seolah-olah manajemen di Polina kacau. Padahal ini murni persoalan internal yang sedang kami benahi,” ujar Tafdil.

Sorotan tajam mengarah pada tunggakan gaji dosen selama enam bulan terakhir yang nilainya mencapai Rp600 juta. Namun Tafdil memastikan, seluruh kewajiban tersebut akan dilunasi paling lambat April 2025, disertai restrukturisasi besar-besaran di internal yayasan dan kampus.

“Kita tidak tinggal diam. April ini semua akan kami selesaikan. Bahkan kalau perlu kami libatkan pihak ketiga agar semuanya clear,” ujarnya.

Isu lain yang tak kalah panas ialah soal penyaluran beasiswa. Dugaan bahwa dana bantuan mahasiswa tidak disalurkan langsung ke rekening penerima, melainkan ditangani yayasan, langsung ditepis oleh Tafdil. Ia menyebut tudingan itu sebagai upaya pembusukan oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan nama baik Polina.

“Selama ini kan pihak Pemda mengirim ke rekening pihak yayasan, setelah itu mahasiswa menerima slip bahwa ini kamu sudah bayar kewajibanmu,” ungkapnya.

Tafdil pun memberi ruang penuh bagi pengelola kampus untuk bekerja menormalkan situasi. “Pengelola Kampus itu pak Zainal, silahkan lakukan yang terbaik pak Zainal, supaya normal kampus itu,” tegasnya.

Namun, ia mengingatkan adanya mekanisme dalam sistem pembinaan kampus yang harus dihormati. “Saya ini meminta kepastian dulu sama pihak pengelola kampus, tapi kan mereka sepertinya fine-fine aja. Tidak bisa pembina langsung masuk, ada tahapan-tahapannya,” imbuhnya.

Di tengah polemik yang bergulir, Tafdil menegaskan bahwa membangun kampus bukan perkara ringan. Butuh perjuangan dan pengorbanan, terutama untuk memberikan akses pendidikan gratis bagi masyarakat Bombana.

“Membangun kampus itu butuh perjuangan dan biaya besar. Kami sudah berdarah-darah membesarkan Polina agar anak-anak Bombana bisa kuliah gratis. Tapi masih saja ada yang mencoba menjatuhkan kami,” tegasnya.

Ia pun meminta agar persoalan internal kampus tidak dijadikan alat untuk menyerang pihak luar, apalagi menyeret nama Pemerintah Daerah Bombana.

“Jangan libatkan Pemda. Ini urusan internal kampus dan yayasan. Kami minta semua pihak menahan diri dan tidak memperkeruh suasana,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Kampus Politeknik Bombana, Zainal, turut memberikan klarifikasi. Ia menyebut, awal mula terhambatnya pembayaran gaji dosen dan penyaluran beasiswa terjadi pada masa kepemimpinan Pj. Bupati Bombana, Edy Suharmanto, sekitar September 2024.

Menurutnya, sejak saat itu pihak kampus mulai was-was, sebab anggaran operasional, termasuk gaji dan kebutuhan kampus lainnya, mulai tersendat. Realitas ini menjadi beban tersendiri bagi pengelola kampus dalam mempertahankan roda institusi pendidikan tersebut tetap berputar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!