BirokrasiSosial

Wabup Bombana Bongkar Klaim Kerajaan Moronene: “Aksi di Polda Bukan Representasi Raja Sah”

807
×

Wabup Bombana Bongkar Klaim Kerajaan Moronene: “Aksi di Polda Bukan Representasi Raja Sah”

Sebarkan artikel ini

Rumbia, Infobombana.id – Wakil Bupati Bombana, Ahmad Yani, S.Pd., M.Si., akhirnya angkat bicara soal kegaduhan aksi demonstrasi di Polda Sulawesi Tenggara yang mengatasnamakan Lembaga Adat Moronene (LAM), Kamis (4/12/2025) lalu.

Dalam konferensi pers resmi pada Senin (8/12/2025), Ahmad Yani menegaskan bahwa aksi tersebut tidak mewakili Kerajaan Moronene yang sah. Ia menyebut polemik ini sebagai persoalan internal adat yang sengaja dibawa keluar untuk kepentingan tertentu.

Ahmad Yani menyatakan bahwa pemerintah hanya mengakui satu figur sebagai Raja Moronene Rumbia, yakni Mokole Alfian Pimpie, hasil penobatan tahun 2012. Sebuah momentum yang disebutnya paling steril dari intervensi politik.

Menurutnya, seluruh perangkat adat, mulai dari kerajaan penyangga, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat, telah bermusyawarah dan sepakat menetapkan Alfian Pimpie sebagai Apua Mokole.

“Tidak ada satu pun pihak yang memprotes. Proses pehunggunian (penobatan) itu bahkan berlangsung sejuk, sah, dan tanpa riak,” tegas Wabup Bombana.

Baca Juga: Kerajaan Moronene Keuwia Tegaskan Legitimasi: Bantah Klaim “Raja Kedelapan” dan Minta Polda Sultra Tidak Terintervensi

Ahmad Yani juga membantah anggapan bahwa pemerintah Kabupaten Bombana berpihak pada kelompok tertentu. Ia menegaskan bahwa sikap pemerintah semata-mata berlandaskan legitimasi adat. Kerajaan Moronene, ujarnya, adalah entitas budaya yang telah ada jauh sebelum masa kolonial maupun berdirinya Republik Indonesia.

Menanggapi aksi unjuk rasa yang mengatasnamakan pihak kerajaan, Wabup Bombana melontarkan pernyataan lugas:

“Mengatasnamakan kerajaan? Silakan. Tapi masyarakat Bombana tahu siapa Apua Mokole yang sah, dan siapa yang hanya mengklaim,” tandasnya.

Ia menilai demonstrasi sebagai bagian dari hak demokrasi, namun tidak bisa dijadikan dasar untuk menggugat penetapan adat yang sudah mapan dan disepakati secara istiadat.

Ahmad Yani juga mengungkap bahwa pada proses penobatan raja tahun 2012 sempat muncul keinginan saudara kandung Alfian Pimpie untuk menjadi raja, namun hal itu telah diselesaikan melalui musyawarah adat.

“Sampai hari ini, pemerintah daerah hanya mengakui Mokole Alfian Pimpie sebagai Raja Moronene Rumbia,” tutup Ahmad Yani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!