EkobisBirokrasiSosial

Warga Bombana Pertanyakan Kualitas Beras SPHP, Pemda Janji Tindaklanjuti

73
×

Warga Bombana Pertanyakan Kualitas Beras SPHP, Pemda Janji Tindaklanjuti

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

Rumbia, Infobombana.id – Warga di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, mengeluhkan kualitas beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan pemerintah. Keluhan tersebut mencuat setelah tangkapan layar percakapan WhatsApp dan unggahan akun Facebook bernama Sahrul Gelo, pada Jumat (19/9/2025).

Dalam unggahannya, Gelo menampilkan pesan warga yang menyebut beras SPHP tetap terasa keras meski sudah dimasak dengan berbagai cara. “Karena berasnya keras, sudah dimasak berbagai macam cara tapi tetap tidak bagus. Kasihan warga,” tulis salah seorang warga.

Ada pula percakapan yang menyinggung seolah masyarakat dipaksa membeli. “Kasihan saya lihat ini, warga begitu tidak suka dengan beras, tapi kenapa distribusi terus. Seolah-olah ada target, tapi warga seolah dipaksa beli,” bunyi keluhan lain.

Sahrul pun meminta pemerintah daerah turun tangan. “Mohon perhatian dari Pemerintah Daerah Bombana melalui instansi terkait agar berkoordinasi dengan Bulog terkait kualitas beras SPHP yang didistribusikan,” tulisnya di Facebook.

Dalam percakapan itu juga muncul ide untuk membuat video testimoni warga agar bisa diviralkan. Hingga kini, unggahan tersebutasih menjadi sorotan warganet. Sebagian mendesak pemerintah mengevaluasi distribusi beras SPHP, sementara yang lain menilai masalah utama ada pada kualitas beras yang beredar.

Di kolom komentar, warga menyampaikan beragam pandangan. Ada yang menilai pembelian beras SPHP sebenarnya tidak bersifat wajib, sehingga masyarakat bebas memilih untuk membeli atau tidak. Sebagian lain menyoroti kualitas beras yang dianggap kurang baik, bahkan ada yang menanggapinya dengan nada bercanda. Ada pula yang mencoba memberi solusi praktis, seperti mencampur beras SPHP dengan beras kualitas lain agar lebih layak dikonsumsi.

Di sisi lain, sejumlah warga menilai beras tersebut tetap diminati karena harganya relatif lebih murah dibanding beras biasa, terutama di tengah kondisi harga sembako yang kian melonjak.

Menanggapi isu ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bombana, Binuraeni, menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti jika ada laporan resmi dari masyarakat.

“Kalau ada penyampaian ke kami, langsung ditindaklanjuti dengan melaporkan ke Bulog. Seperti dua bulan lalu, ada penyampaian dari masyarakat di Boepinang, langsung saya laporkan ke Kepala Bulog dan beliau segera menindaklanjuti. Tapi kalau tidak ada penyampaian, bagaimana kami mau tindak lanjuti,” jelasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, Infobombana.id masih berupaya menghubungi Perum Bulog untuk meminta klarifikasi terkait keluhan warga terhadap kualitas beras SPHP tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!