Jakarta, Infobombana.id – Sejumlah masyarakat masih kerap salah paham terkait keberlakuan sertifikat tanah lama berbentuk buku hijau di tengah penerapan sertifikat elektronik (e-sertifikat) oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Dalam sebuah pelayanan di loket pertanahan, seorang warga sempat mengira tanahnya akan diambil negara apabila sertifikat lama tidak segera diganti menjadi elektronik. Namun, petugas BPN menegaskan bahwa anggapan tersebut keliru.
“Sertifikat Bapak yang masih berbentuk buku warna hijau itu masih tetap berlaku, dan tanahnya tidak akan diambil oleh negara. Tetapi memang saat ini sertifikat sudah beralih ke elektronik,” jelas petugas dalam sebuah video yang disebar akun resmi Kementerian ATR/BPN Jakarta, belum lama ini.
Menurut BPN, proses perubahan sertifikat lama menjadi elektronik tidak dilakukan secara otomatis. Perubahan baru dilakukan ketika masyarakat mengajukan layanan pertanahan, seperti balik nama, pemecahan, atau roya. Output dari layanan tersebut nantinya langsung berbentuk sertifikat elektronik.
“Jika Bapak mengurus balik nama dengan membawa sertifikat hijau, setelah selesai, yang diterima adalah sertifikat elektronik. Sertifikat lama akan disimpan oleh kantor pertanahan,” lanjut petugas.
Untuk keamanan, masyarakat nantinya akan menerima sertifikat elektronik berupa satu lembar dokumen dengan QR code yang dapat dipindai melalui aplikasi resmi Sentuh Tanahku. Melalui aplikasi ini, seluruh informasi sertifikat dapat diakses secara digital.
Dengan sistem ini, pemerintah berharap masyarakat semakin mudah dalam mengurus administrasi pertanahan, sekaligus meningkatkan keamanan data kepemilikan tanah agar tidak rawan pemalsuan maupun sengketa.
