Jakarta, Infobombana.id – Rumah bukan sekadar bangunan untuk berteduh. Ia adalah ruang tumbuh, tempat keluarga berkumpul, dan benteng perlindungan. Kesadaran inilah yang menjadi dasar komitmen pemerintah dalam menghadirkan hunian layak bagi seluruh rakyat Indonesia melalui Program 3 Juta Rumah yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Program ambisius ini tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan papan, tetapi juga menjadi strategi memperkuat kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok berpenghasilan rendah. Hunian yang layak dan terjangkau diharapkan dapat menjadi fondasi peningkatan produktivitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebagai bagian dari strategi tersebut, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menegaskan dukungan penuh dengan menyiapkan lahan melalui pendayagunaan tanah telantar. Tanah yang berhasil ditata kembali akan ditetapkan sebagai tanah cadangan umum negara, dengan sebagian dialokasikan khusus untuk pembangunan perumahan rakyat.
Langkah ini menunjukkan sinergi antara kebijakan pertanahan dan program perumahan nasional. Kebijakan tersebut tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik, tetapi juga meneguhkan semangat pemerataan kesejahteraan sosial.
“Rumah adalah pondasi masa depan bangsa. Dengan adanya program 3 Juta Rumah, kita membangun harapan baru sekaligus memastikan bahwa setiap keluarga Indonesia memiliki ruang layak untuk tumbuh dan berkembang,” demikian penegasan dari sebuah video berdurasi 1 menit 10 detik yang diunggap Kementerian ATR/BPN beberapa waktu lalu.
Dengan dukungan lintas sektor, pemerintah berharap program ini mampu menjawab kebutuhan dasar rakyat sekaligus memperkuat fondasi pembangunan nasional yang berkeadilan.
