
Rumbia, Infobombana.id – Sebuah video kekerasan antar siswi yang diduga terjadi di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ibukota Kabupaten Bombana sontak menggemparkan publik usai viral di media sosial. Dalam rekaman tersebut, tampak seorang siswi yang diketahui berasal dari lingkungan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Bombana. Siswi tersebut terkapar tak sadarkan diri, diduga kuat akibat dipukul oleh teman sebayanya, Senin (9/6/2025).
Unggahan video oleh akun Facebook bernama Nurhayati memperlihatkan situasi yang mencengangkan: sekelompok siswi mengerumuni korban tanpa satu pun tindakan pencegahan dari pihak dewasa. Aksi tersebut tidak hanya mengundang kecaman publik, namun juga menimbulkan pertanyaan besar soal pengawasan dan pembinaan karakter siswa di sekolah keagamaan.
Dari informasi yang beredar, video tersebut diduga direkam oleh seorang siswi bernama Alya, yang disebut-sebut juga berasal dari MTsN 2 Bombana. Namun, hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari pihak sekolah.
Ketua DPRD Kabupaten Bombana, Iskandar, SP, turut bereaksi keras terhadap insiden ini. Ia menyesalkan terjadinya kekerasan di dunia pendidikan, terlebih para siswi beradal dari institusi yang mengusung nilai-nilai keagamaan.
“Saya minta kepada pihak Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah agar tidak menutup mata terhadap persoalan ini. Ini bukan hanya soal tawuran antar pelajar biasa, tapi sudah menyangkut kehormatan institusi pendidikan dan pembentukan karakter generasi muda kita,” tegas Iskandar saat dimintai keterangan, Senin (9/6)/2025)
Iskandar menekankan pentingnya tindakan cepat dari pihak sekolah dan pemerintah. Ia menyerukan agar semua pihak yang terlibat segera dipanggil, diperiksa, dan diberikan sanksi tegas demi menegakkan wibawa pendidikan dan melindungi korban.
“Ini mencoreng citra sekolah keagamaan. Bagaimana mungkin lembaga yang seharusnya mencetak generasi berakhlak malah diwarnai perkoncoan dan kekerasan? Ini mencerminkan rusaknya karakter sebagian anak-anak kita, dan harus segera dibenahi,” lanjutnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak MTsN 2 Bombana maupun Kementerian Agama setempat. Sementara itu, masyarakat mendesak agar kasus ini tidak dianggap sepele dan ditangani secara serius, mengingat dampaknya tak hanya mencederai korban, tapi juga merusak nama baik institusi pendidikan dan masa depan generasi muda di Bombana.